OJK Dorong Perbankan Nasional Mampu Hadapi MEA 2015

sacsacscsa

Jakarta, 15 September 2014 – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong industri perbankan nasional untuk mempersiapkan diri menghadapi pasar bebas di Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Commnity/AEC) 2015. “Kita jangan sampai ketinggalan kereta di AEC,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad.

Muliaman juga mengaku terus mendorong perbankan nasional untuk meningkatkan daya saing melalui penerapan asas kesetaraan atau resiprokal lewat perjanjian secara bilateral dengan otoritas-otoritas negara lain. Ia menilai perbankan nasional akan mampu bersaing di kawasan ASEAN karena dianggap memiliki kelebihan yang tak bisa ditawarkan bank-bank asing.

“Kita sudah bisa (bersaing). Bank-bank kita memang bukan bank terbesar di Asia, tapi kita punya core (bisnis) yang bisa kita jual dan ke depankan,” katanya. Ia menegaskan perbankan nasional memiliki kelebihan kuat dan mengakar di segmen ritel juga pembiayaan ke masyarakat kecil.

Kendati demikian, Muliaman mengingatkan bahwa sektor finansial tak bisa bergerak sendiri dan harus berjalan seiringan dengan sektor lainnya, seperti sektor riil. “Integrasi di ASEAN memberikan manfaat. Peluang bisnis itu harus berjalan bersama. Tidak mungkin juga sektor finansial berjalan sendiri,” katanya.

Upaya untuk meningkatkan daya saing perbankan nasional juga dilakukan Top Coach Indonesia (TCI). Lembaga pelatihan bisnis terkemuka di Indonesia ini beberapa kali bekerja sama dengan Bank Indonesia dengan menggelar workshop untuk kalangan profesional perbankan. TCI juga menggelar workshop kewirausahaan bagi UKM binaan Bank Indonesia.

QH.

Related Articles :
MEA Tuntut Kesiapan SDM di Bidang Logistik
Galakkan Kewirausahaan dengan Gerakan “Oneintwenty”
IKM Sebaiknya Bebas Pajak
TOP COACH INDONESIA Menggelar Business System MasterClass untuk 
  Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
BNI Ekspansi Bisnis Remitansi ke Tiga Negara
Makassar Jadi Kota Bisnis Terbaik 2014
Mebel Lokal Bakal Kuasai Asia Tenggara
Pameran Produk Bagi Wirausaha Baru Digelar
Pemerintah Pacu Lahirnya Wirausahawan Baru
LPDB Fasilitasi Kaum Muda Berwirausaha

Wirausaha BANK INDONESIA SULUT bersama TOP COACH INDONESIA – Bpk Maykel K Bentelu

sacsacscsa

Visi ke depan dalam bisnis semakin jelas, tindakan-tindakan yang akan diambil dalam bisnis yang saya jalankan. Fasilitas, pelayanan dan setiap hal yang telah Bank Indonesia dan Top Coach Indonesia lakukan sangat membantu saya dan semoga akan terus dilanjutkan. Terima kasih BI dan Top Coach.

Ekonomi Tumbuh 6 Persen Tahun Depan

sacsacscsa

Jakarta, 23 Desember 2013 – Pengamat perbankan, Cyrillus Harinowo memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2014 akan mencapai enam persen dibanding 2013 sekitar 5,8 persen atau naik 0,2 persen. “Tipisnya kenaikan pertumbuhan ekonomi tersebut, karena pertumbuhan itu diperkirakan mulai bangkit pada pertengahan 2014,” kata Cyrillus Harinowo dalam keterangan tertulis di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut komisaris independen PT BCA tersebut, pada 2015 pertumbuhan ekonomi Indonesia terus tumbuh hingga di atas enam persen, karena investasi asing terus mengalir di dalam negeri. “Jepang misalnya diakui Indonesia sebagai negara investasi pertama dibanding negara lain,” ujar dia.
Mengenai kredit perbankan, ia mengatakan, pertumbuhan kredit perbankan akan melambat, seiring dengan imbauan Bank Indonesia (BI) agar perbankan menekan laju pertumbuhan kredit. “Melambatnya kredit perbankan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, karena pelaksanaan pemilihan umum (pemilu, namun usai pemilu ekonomi Indonesia akan tumbuh lebih baik,” ujar Cyrillus Harinowo.
Ia mengatakan Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan kredit perbankan pada tahun depan di kisaran 15-17 persen. Berkaitan dengan likuditas dan kredit bermasalah (NPL), menurut dia masih akan menjadi tantangan bagi perbankan pada 2014. Cyrillus Harinowo mengatakan Tahun 2014 likuiditas masih berat.

Sekarang ini banyak dana dari sistem perbankan keluar dari sistemnya. “Kami memperkirakan akhir Desember ini DPK (dana pihak ketiga) sejumlah bank akan turun. Itu terjadi karena dana dari sistem perbankan banyak keluar,” ujarnya.

QH