Mebel Lokal Bakal Kuasai Asia Tenggara

sacsacscsa

Jakarta, 21 Agustus 2014 – Industri mebel nasional diprediksikan bakal merajai pasar Asia Tenggara di masa mendatang. Hal ini diyakini Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) yang memperkirakan Indonesia bisa mencapai peringkat satu negara pengekspor mebel di Asia Tenggara dalam 10 tahun ke depan.

“Saya pikir dalam 10 tahun kedepan kita bisa menjadi yang terbesar di tingkat regional,” kata Sekjen AMKRI Abdul Sobur. Perkiraan ini didasarkan pada kenyataan bahwa Indonesia kaya akan bahan baku dan adanya sumberdaya manusia yang andal.

Atas dasar itulah, asosiasi ini menentang keras ekspor bahan baku kayu. “Negara ini perlu dikelola dengan baik. Bahan baku jangan diekspor terus menerus, tapi harus ekspor barang jadi karena barang jadi memiliki nilai tambah yang besar dan menyerap banyak tenaga kerja,” katanya.

Abdul Sobur juga berharap banyak pada pemerintahan baru untuk memberikan regulasi-regulasi yang mendukung terhadap perkembangan industri mebel Tanah Air. Di sisi lain, AMKRI berkomitmen untuk menumbuhkembangkan industri mebel dan kerajinan nasional sehingga industri ini mampu berkembang menjadi yang terbesar dan terdepan di kawasan regional.

Selama ini, Abdul menambahkan, Indonesia mengalami kendala dalam mengembangkan industri mebel. Kendala tersebut antara lain kebijakan pemerintah yang belum mendukung penuh, ketiadaan industri pendukung, maupun minimnya investor asing.

Ia berharap, meningkatnya persaingan dari negara produsen lain yang lebih murah yakni Tiongkok, Vietnam dan Malaysia, dapat memacu industri mebel Indonesia mampu bergerak melalui berbagai inovasi yang memberikan nilai tambah untuk merebut pasar dunia.

QH.

Related Articles :

Pameran Produk Bagi Wirausaha Baru Digelar
Pemerintah Pacu Lahirnya Wirausahawan Baru
LPDB Fasilitasi Kaum Muda Berwirausaha
Bunga Rendah untuk Pengembangan UMKM
Pemerintah Salurkan Dana Bergulir Rp20 Triliun untuk UMKM
OJK Edukasi UMKM Soal Investasi Bodong.
GAPMMI: Pembatasan BBM Bersubsidi Sulitkan Pengusaha
Kemenperin Percepat Program Penyebaran dan Pemerataan Industri
Industri Musik Sumbang Rp5,2 Trilin PDB

Saatnya UMKM Indonesia Mendunia

sacsacscsa

Jakarta, 20 November 2013 – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) punya peluang untuk sukses di kancah internasional selama memiliki kualitas dan strategi tepat untuk menembus tantangan tersebut.

“UMKM di Indonesia berpotensi besar untuk menjadi merek terkemuka dunia, karena itulah kualitas dan kemampuan kompetitif harus ditingkatkan baik di pasar lokal maupun internasional,” kata Managing Director Fortune PR Indira Abidin dalam keterangan pers di Jakarta.

Demi memaksimalkan daya saing UMKM Indonesia, Fortune PR berkolaborasi dengan BISA (Business Indonesia Singapore Association)menyediakan layanan kantor bersama dan solusi pemasaran luar negeri melalui Singapura bagi UMKM yang ingin melebarkan sayap ke pasar global demi menghadapi era Asean Economy Community (AEC) pada 2015.

Mereka memberikan pembekalan edukasi mengenai branding dan marketing agar UMKM Indonesia dapat bersaing di pasar lokal dan internasional. “Singapura adalah pusat dagang di Asia Tenggara, sekaligus pintu gerbang menuju pasar mancanegara. Kami akan mendukung UMKM di Indonesia melalui keahlian dan layanan kami masing-masing,” imbuh Pendiri BISA Stephanus Titus.

QH.

Saatnya Indonesia Invasi Pasar ASEAN

sacsacscsa

Jakarta, 12 November 2013 – Indonesia harus bisa “menginvasi” pasar ASEAN menjelang diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2015. “Nilai tambah perekonomian dari pemberlakuan MEA harus dapat dirasakan secara maksimal oleh Indonesia. Terlebih penduduk di negara kita adalah yang terbesar di Asia Tenggara dan jangan hanya sekedar menjadi pasar saja,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Euis Saedah.

Dengan “invasi” produk yang kuat maka produksi domestik akan bertambah karena terpicu oleh permintaan produk oleh pasar. “Selanjutnya ‘invasi’ itu akan berimplikasi positif terhadap penyerapan tenaga kerja, peningkatan realisasi investasi dan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan penduduk,” lanjutnya.

Untuk itu, peningkatan daya saing dan antisipasi menghadapi MEA 2015 mutlak diperlukan. Salah satu yang dilakukan adalah penguatan sektor IKM. “IKM Indonesia merupakan salah satu kekuatan besar dan terdepan dalam pembangunan ekonomi,” kata dia, seusai membuka Pameran Jakcraft VI di Kantor Kemenperin, Jakarta.

Euis mengatakan unit usaha IKM mencapai 3,9 juta unit dan menyerap tenaga kerja hingga 9,14 juta orang. “Produk IKM harus dapat berkembang lagi hingga MEA diberlakukan. Karena persaingan produk di pasaran akan semakin kompetitif, IKM harus memenangi persaingan jangan sebaliknya,” ujarnya.

QH.