
Related Article : 8 Langkah Menjaga Tubuh Selalu Fit untuk Bekerja
Dalam bekerja tentu saja harus fokus, namun ketika melakukan sesuatu dalam jangka waktu yang panjang itu dapat membuyarkan konsentrasi. Beristirahat di sela-sela bekerja tentu sangat penting.
Inovasi di bidang neurosains membuktikan bahwa permainan juga penting untuk orang dewasa di dunia kerja. Robyn M. Holmes, seorang profession ilmu psikologi di Monmouth University mengatakan bahwa fokus kita sepanjang hari merupakan siklus. Setelah 90 menit, kinerja otak akan menurun. Dibutuhkan waktu penyegaran untuk mengolah zat-zat yang dibutuhkan untuk tetap fokus dan menyimpan informasi.
Dengan mengambil jeda beberapa saat untuk bermain, Anda akan dapat menjadi lebih fokus dalam bekerja.
Seorang antropolog dari Penn State Univeristy, Garry Chick, Ph.D mengatakan “Dunia bermain adalah tempat pelatihan bagi dunia nyata.” Penelitian lain di Kanda menemukan bahwa tikus muda yang terisolasi dari tikus seusianya berkembang menjadi tikus dewasa yang canggung.
Dari dua pernyataan di atas Anda dapat melihat betapa pentingnya interaksi. Bermain dapat mendekatkan orang-orang. Dengan melakukan permainan yang mengharuskan adanya aktivitas sosial, Anda bisa membangun komunikasi. Selain itu, saat bermain pikiran seseorang tentu akan menjadi lebih rileks. Itu membuat perasaan lebih baik. Anda dapat lebih mudah untuk berkomunikasi dalam suasana hati yang senang. Menciptakan ikatan dengan anggota tim lainnya, membuat Anda dapat bekerja sama dengan lebih baik.

Related Article : Bahaya Berfikir Positif Bagi Karyawan Anda
Seperti yang telah dilansir pada poin sebelumnya, bermain dapat membuat Anda menjadi rileks. Hal ini tentu sangat berpengaruh bagi pikiran Anda untuk mendapatkan ide-ide segar.
Dalam sebuah penelitian popular dilakukan para peneliti Univeritas of Toronto kepada seorang balita untuk bermain dengan mainan yang memerlukan kemampuan berpikir acak seperti balok. Hasilnya menyatakan bahwa balita tersebut memiliki solusi yang lebih inventif daripada memainkan mainan yang tidak memerlukan hal tersebut, seperti puzzle.
Hal ini menunjukkan bahwa permainan tidak membutuhkan jawaban yang “benar”. Untuk orang dewasa, bermain dapat mendorongnya untuk menemukan pemecahan masalah dengan cara yang berbeda.
Sebuah penelitian di Jepang menunjukkan bahwa tingkat hormon stress menurun saat melakukan permainan kreatif. Temuan ini telah dipraktekkan ke beberapa perusahaan. Salah satu contohnya telah dilakukan seorang konsultan permainan yang berbasis di Littleton, Colorado, Barbara Brannen. Ia mengadakan perayaan Halloween dan menyimpan Play-doh di sekitar kantor sebuah perusahaan energi. Hasil menunjukkan bahwa konflik yang terjadi antar karyawan menurun dari 25 persen menjadi 5 persen pada tahun berikutnya.
Sebuah permainan yang melibatkan banyak orang dapat meningkatkan komunikasi. Hal itu secara tidak langsung mengurangi potensi konflik yang terjadi akibat kesalahan komunikasi. Antar karyawan dapat lebih mudah mengkomunikasikan apa yang ia pikirkan dan inginkan kepada yang lainnya. Dengan begitu, kerja sama tim bisa berjalan lebih lancar tanpa konflik.
Tom Mc Ifle
Indonesia’s #1 Success Coach
Lean Six Sigma Coach
Chief Executive Officer PT. Aubade Makmur