Jakarta, 8 Oktober 2013 – Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan berencana membuka 11 bandara baru kelas menengah dalam tahun ini. Bandara ini antara lain dimaksudkan untuk meningkatkan potensi pariwisata di berbagai daerah di Tanah Air. “Tahun ini akan dibuka 11 bandar udara menengah untuk memudahkan penerbangan,” kata Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono.
Wamenhub memaparkan, 11 bandara menengah baru tersebut antara lain Muara Bungo (Jambi), Pekon Serai (Krui, Lampung), Bawean (Jawa Timur), dan Bone (Sulawesi Selatan). Selain itu, bandara lainnya adalah Sumarorong (Mamasa, Sulawesi Barat), Tual Barat (Maluku), Saumlaki Baru (Maluku), Kuffar (Maluku), Waisay (Papua Barat), Kamanap (Serui, Papua) dan Waghete Baru (Papua).
Menurut dia, pembukaan bandara menengah tersebut bermanfaat untuk meningkatkan konektivitas antarkota melalui penerbangan serta merupakan langkah bagus dan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi suatu daerah. “Hal ini mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan di mana banyak wilayah yang masih membutuhkan waktu lama dalam pencapaiannya bila menggunakan transportasi darat,” katanya.
Ia mengingatkan bahwa peran pemerintah daerah setempat juga menjadi sangat penting guna menyukseskan terwujudnya transportasi yang lebih cepat dan mudah dengan pesawat udara. Sebelumnya, Menteri Perhubungan EE Mangindaan menyatakan, Indonesia memberikan perhatian kepada isu lingkungan penerbangan yang terbukti dengan penerapan “Eco Airport Master Plan” guna mengimplementasikan konsep bandara hijau.
“Indonesia memiliki perhatian terhadap isu lingkungan penerbangan. Wujud nyata dari perhatian tersebut adalah penerapan `Eco Airport Master Plan` pada sejumlah bandar udara utama Indonesia,” kata Menhub.
Mangindaan memaparkan, Indonesia berpartisipasi aktif dalam mendukung upaya Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) melindungi lingkungan penerbangan. Pada tahun 2012, ujar dia, Indonesia juga telah ditunjuk oleh dewan ICAO untuk menjadi observer pada Komite Perlindungan terhadap Lingkungan Penerbangan (CAEP).
Ia juga menyatakan, pada Maret 2013, Indonesia dan ICAO juga telah mengumumkan sebuah proyek baru yang bertujuan untuk meningkatkan manajemen dan pengurangan emisi karbon penerbangan.
QH.