Kesalahan Fatal #3 Fokus pada fitur bukan pada benefit

sacsacscsa

Beberapa waktu lalu saya membeli dua buah earphone, yang satu earphone buatan China, yang satu lagi earphone dari Jerman. Saya membeli untuk dua kebutuhan yang berbeda-beda. Namun, ada satu hal yang menarik dari earphone ini. Earphone dari Jerman, dia memberikan gambaran di headline produk atau di cover produknya, katakan merknya ABC. Kemudian, ada tertulis:

 

“frequency range 20-20.000 Hz,” lalu,

 

“Sensitivity -40db sampai +- 3 db.” Lalu, dia mengatakan, “Impadance ‘32 Ohm,”
Maximum power input, “100 mili watt.”

 

Dan memang kualitasnya luar biasa bagus sekali, suaranya oke, dan sangat-sangat menarik. Akan tetapi, yang produk china ternyata lebih laku, bukan karena harganya lebih murah,malah sesunggunya harganya tidak jauh berbeda. Produk ini juga luar biasa. Kalau saya sebut mereknya, saya yakin anda pasti tahu. Walaupun ada fiturnya, namun dia menjelaskan “benefit.”

 

Benefitnya mengatakan,

  • Reat stereo sound,
  • Clear voice, perfect fit,
  • Noise cancelling microphone,
  • Eliminates unwanted background noise,
  • Powerful speakers, deliver quality sound,
  • Enjoyable for chatting, dan
  • Optimal experience for daily use.

 

So, apa yang membedakan headphone yang pertama dan headphone yang kedua? Headphone yang pertama menunjukan fitur. Yang saya sebut fitur adalah, “Fakta komponen dari produk atau pelayanan anda.” Sementara, yang kedua menunjukkan benefit atau, manfaat emosionil yang diberikan oleh produk yang kedua.

 

Fitur boleh, jika …

Andai kata anda menuliskan fitur, memang sangat baik. Namun, apabila anda bisa menuliskan benefit, akan jauh lebih mengena didalam kehidupan, atau didalam posisi prospek. Karena, prospek bisa langsung merasakan manfaat sebelum membeli.

 

Fitur sangat bermanfaat jika Anda bisa menjual produk yang bersifat teknis seperti LCD,TV,Mesin dan seterusnya. Kalau anda coba mengatakan “ini adalah televisi LCD tahan banting,” sementara, ada satu lagi yang mengatakan, benefit LCD membuat mata anda menjadi lebih relax.

 

Benefit yang “mata anda menjadi relax,” dengan “LCD tahan banting,” itu dua hal yang berbeda. Karena, “tahan banting” adalah bicara produk. Lalu, “mata anda menjadi lebih relax,” itu keuntungan untuk prospek.

 

Contoh, mana yang lebih nyaman untuk anda:

 

“Dapatkan mobil dengan warna terbaru, biru tua”. Bandingkan dengan, “Dapatkan, mobil terbaru berwarna biru yang terbukti lebih sehat bagi kulit anda”. Pastinya penawaran kedua lebih mengena karena langsung berdampak kepada anda.

 

Pertanyaan penting sebelum beriklan

Saat anda membuat iklan pastikan anda mengajukan pertanyaan, bagaimana prospek saya mendapatkan manfaat dari produk ini? Apakah uang yang saya keluarkan sesuai dengan manfaat yang saya dapatkan? Pertanyaan ketiga adalah, apakah manfaat ini menyelesaikan masalah yang saya miliki sekarang?

 

Tips yang ketiga ini, pastikan anda meyakinkan prospek anda bahwa ketika mereka memiliki, atau bahkan sebelum mereka memiliki produk tersebut, mereka sudah bisa merasakan benefitnya. Jika anda ingin menekankan pada fitur, pastikan benefit ditampilkan yang mengena secara emosi.

Coach Terbaik – Menemukan Kesempatan yang tidak kembali lagi

sacsacscsa

Coach terbaik didunia selalu mengingatkan faktor yang tidak terlihat oleh clientnya. Ini adalah kriteria yang harus Anda cari dari coach terbaik. Sadarkah anda bahwa kita sedang berada di era perubahan? Bukan hanya ekonomi, politik, kesehatan, dan sosial yang mengalami pergeseran, dunia pendidikan rupanya mengalami fenomena yang menarik. Mendidik anak menjadi komoditas yang penting.

Perhatikan, berapa banyak sekolah swasta bermunculan, SD, SMP, SMU, Universitas, belum terhitung kejuruan dan lanjutan. Bahkan ketika saya kecil saya mengenal istilah TK Nol besar dan Nol Kecil, sekarang ada pre-school. Belum lagi, kursus-kursus yang mengajarkan character building, bahkan untuk anak-anak dibawah umur 12 tahun.

Oh, ya.. saya lupa ada cara belajar cerdas, kreatif, bebas “bulliying” (ancaman), bentakan dan kekerasan guru, Kak Seto mempromosikan istilah Homeschooling. Menarik, bukan?

Pilihan Sekolah dalam atau Luar Negeri

Nah, sejak adanya krisis tahun 98, sebuah tren baru muncul, karena banyak orang Indonesia yang pindah ke negara tetangga, sekolah di luar negeri menjadi tren.

Direktur ACCESS Education Beyond Brook W.Ross mengatakan, kementrian pendidikan nasional mencatat, lebih dari 1,7juta pelajar lulus SMA, 70.000 melanjutkan ke studi ke universital luar negeri. Tahun 2010, ada lebih dari 7000 mahasiswa Indonesia belajar ke Amerika Serikat.
Pendidikan adalah modal utama bangsa yang maju. China memiliki lulusan universitas dua kali lipat dari mahasiswa lulusan Amerika. Orang tua mereka rela mengeluarkan biaya antara USD 20.000-34.000 pertahun untuk biaya pendidikan saja.

Coach terbaik melihat dari kacamata bisnis ini adalah potensi luar biasa yang bisa diakses oleh para universitas di luar negeri yang berminat untuk merekrut pelajar-pelajar asal Indonesia atau negara lain.

Anda diambang perubahan dahsyat

Bayangkan apa jadinya jika pemuda-pemuda China lulusan Amerika, Jerman, Jepang, Australia dan seterusnya kembali ke negaranya? Apakah persaingan akan semakin mudah atau semakin menarik? Konon, 25% orang yang dengan IQ tertinggi di China lebih banyak dari jumlah seluruh penduduk  North America.

Jika perubahan ini tidak disadari oleh orang tua, guru, pendidik dan juga pemilik sekolah, China dan India akan segera melahirkan orang hebat yang siap bertarung di kancah internasional.

Mulai dari mana?

Untuk bersaing, darimana kita akan memulai perjalanan kita? Saya memiliki 4 hal yang harus kita mulai.

1.     Mulai dari rumah
Apakah anda memiliki kedekatan yang harmonis dengan anak-anak anda. Apakah komunikasi dirumah terjaga dengan baik. Apakah komunikasi anda dengan istri/suami berjalan dengan baik. Ini adalah kunci anak-anak yang bermental sehat. Anak hanya cermin dari orang tua, anda ingin anak yang berbakti, pastikan anda adalah orang yang berbakti juga.

2.     Mulai dengan niat dan impian
Ajarkan anak memiliki niat dan impian yang tertulis. Nah, impian mudah, niat mudah, tapi tertulis ini yang paling sering dilupakan. Ayo, ajak mereka menggambarkan cita-cita mereka sedetil mungkin, apa yang ingin mereka capai ketika lulus nanti. Sekolah tidak menentukan kesuksesan, anda dan anak anda yang harus memanfaatkan pendidikan untuk sukses.

3.     Mulai membedakan karir dan pekerjaan
Tahukah anda karir dan pekerjaan adalah dua hal yang berbeda. Jika ada yang mengatakan saya ingin berkarir di bank, sebenarnya yang ingin mereka katakan adalah saya ingin bekerja di bank. Karir adalah kehidupan anda, pekerjaan adalah apa yang anda lakukan. Pekerjaan saya Sales Manager, karirnya adalah melayani.

4.     Mulai melatih disiplin terhadap diri sendiri

Disiplin adalah jembatan antara impian dan kenyataan. Disiplin juga yang membedakan tindakan anda akan melahirkan kesuksesan atau kegagalan. Disiplin juga memisahkan orang yang penuh komitmen dengan yang lalai.

Coach terbaik mengarahkan kesempatan untuk membangun generasi penuh energi positif, penuh antusiasme, penuh ambisi ada didepan mata anda. Mari kita menciptakan bangsa yang kuat, sehat, penuh potensi . Bukan soal sekolah di Indonesia, Malaysia atau Amerika, kualitas anda dalam menumbuhkan percaya diri anak, kemandirian, kedisiplinan dan impian untuk mewujudkan Indonesia yang bermartabatlah yang menciptakan perbedaan.

Klik www.workshopbusinessmastery.com untuk belajar bisnis secara lebih mendalam.

Klik Disini Untuk Mengikuti Workshop “Business Mastery”