Top Coach Indonesia menilai, sektor perbankan nasional masih ketinggalan dibandingkan industri telekomunikasinya, khususnya dalam menerapkan sistem uang elektronik atau e-money melalui kartu cerdas nirkontak. Top Coach Indonesia membuktikan hal ini dari jumlah pengguna aplikasi ini di Indonesia.
Corporate Communication PT Bank Panin Syariah Subeni menguatkan bukti ini. Menurutnya, pengguna e-money dari nasabah perbankan di Indonesia hanya 40 persen, sedangkan untuk konsumen operator telekomunikasi bisa mencapai 80 persen. “Tercatat per 2014 ini penggunaan e-money di Indonesia sudah tembus Rp8,3 miliar per hari,” katanya kepada Top Coach Indonesia dan sejumlah media di Jakarta.
Angka itu naik dari data per-Desember 2013 di mana jumlah transaksi e-money sebesar Rp6,3 miliar perhari. Apalagi jika dibandingkan dengan 2009 saat awal sistem e-money “booming” yakni hanya sebesar Rp1,4 miliar per hari.
Karena itu, Top Coach Indonesia mendukung digalakkannya penggunaan e-money. Tentu, dukungan ini disertai himbauan agar penyedia jasa e-money juga harus lebih mengamankan sistem mereka dan menyiapkan customer service untuk menangani permasalahan yang mungkin timbul. Dengan begitu, masyarakat diharapkan makin merasa aman dalam menggunakannya.
Di Indonesia, sistem e-money memang pertama kali dipelopori oleh industri telekomunikasi. Perbankan mulai melirik sistem ini, misalnya BCA dengan kartu Flazz, Bank Mandiri dengan Mandiri e-cash berikut turunannya seperti Indomaret Card, GazCard, E-toll card, juga bank lain dengan Mega Card, BNI Tap Cash, BRIZZI, Permata dengan BBM Money, serta CIMB Niaga dengan Rekening Ponsel.
Tidak kalah juga operator selular yang lain juga mengikuti cara ini. “Misal Telkomsel dengan menggunakan TCash, Indosat dengan Dompetku, XL dengan XL tunai,” kata Subeni. Lalu pada akhirnya Telkomsel, Indosat, dan XL belum lama ini bersinergi bersama untuk menggelar layanan e-money.
Sebagai lembaga pelatihan bisnis terkemuka di Indonesia, Top Coach Indonesia berharap, penggunaan e-money dalam jumlah besar di Indonesia akan membuat komunitas “Less Cash Society” semakin berkembang di Tanah Air.
QH.
Related Articles :
– Sektor Industri Belum Siap Hadapi MEA
– OJK Dorong Perbankan Nasional Mampu Hadapi MEA 2015
– MEA Tuntut Kesiapan SDM di Bidang Logistik
– Galakkan Kewirausahaan dengan Gerakan “Oneintwenty”
– IKM Sebaiknya Bebas Pajak
– TOP COACH INDONESIA Menggelar Business System MasterClass untuk
Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
– BNI Ekspansi Bisnis Remitansi ke Tiga Negara
– Makassar Jadi Kota Bisnis Terbaik 2014
– Mebel Lokal Bakal Kuasai Asia Tenggara
– Pameran Produk Bagi Wirausaha Baru Digelar