Jakarta, 21 Januari 2014 – Sejumlah pusat aktivitas perekonomian berhenti total karena terendam banjir. Tak hanya itu, akses menuju ke pusat perekonomian itu juga banyak yang terputus lantaran banjir. Bahkan, banjir yang melanda beberapa wilayah di Jakarta menyebabkan kerugian hingga puluhan miliar rupiah.
Hal ini disampaikan Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) DKI Jakarta Sarman Simanjorang. Ia mengatakan, sejumlah pusat perekonomian yang mengalami kerugian antara lain Mangga Dua, Kelapa Gading, Pasar Pagi, ITC dan WTC Mangga Dua Square Mall, serta Mall Mangga Dua dan Harco Mangga Dua.
“Perkiraan jumlah pedagang mencapai 20.000 toko dengan omzet rata-rata Rp 5 juta per kios. Maka, kerugian mencapai Rp 50 miliar per hari,” ujar Sarman. Di kawasan pusat perbelanjaan Kelapa Gading, Jakarta Utara, kerugian ditaksir mencapai Rp 40 miliar setiap harinya. Ratusan toko, perkantoran, mal, bahkan beberapa kantor cabang bank mengalihkan pelayanan nasabahnya ke bank lain yang terdekat.
Di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, omzet pedagang di kawasan tersebut diperkirakan turun hingga 60 persen akibat akses ke Tanah Abang banyak yang terputus. Kondisi lalu lintas Jakarta di mana banyak yang terendam juga menyebabkan psikologis konsumen untuk membeli menjadi turun.
sementara itu, di kawasan industri Pulogadung, lanjut Sarman, juga sempat dilanda banjir di beberapa titiknya dengan ketinggian mencapai 50 sentimeter. Namun, hingga saat ini belum ada laporan kerugian dari 300 pabrik yang ada di kawasan itu akibat banjir.
Hal tersebut juga terjadi di Kawasan Berikat Nusantara (KBN), khususnya di bidang industri padat karya, semisal garmen dan tekstil. Sisi transportasi pun mengalami kerugian besar akibat banjir. Di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, banjir mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas yang sangat parah. Akibatnya, waktu tempuh kendaraan pengangkut barang menjadi lama. Alhasil, uang operasional para sopir truk tersebut pun membengkak. Kerugian di sektor itu, kata Sarman, ditaksir Rp 9 miliar.
“Dampak banjir tahun 2014 ini memang belum separah tahun lalu karena tahun lalu banjir menggenangi jantung Ibu Kota, bahkan Istana Negara dan kantor Gubernur juga terendam,” lanjutnya.
Sarman mengatakan, pengusaha sangat mendorong upaya dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam melaksanakan program penanggulangan banjir di Ibu Kota. Misalnya, dengan normalisasi waduk, sungai, saluran mikro, pembuatan sodetan, pembuatan waduk, hingga rekayasa cuaca. Menurutnya, pembangunan itu adalah investasi ekonomi untuk masa yang akan datang.
“Pemprov DKI diharapkan mempercepat langkah antisipatif menghapi banjir yang akan datang setiap tahun, apalagi dengan cuaca ekstrem akhir-akhir ini yang kadang bisa meleset dari perkiraan,” lanjut Sarman.
QH