Dunia tampak begitu heboh menanggapi dua berita besar seputar akuisisi dua pelaku industri animasi dunia, Dreamworks SKG dan Pixar, beberapa waktu lalu. Bukan semata karena peralihan atas kepemilikan, tapi pada perputaran uang yang melibatkan ratusan juta dollar. Untuk mendapat sebagian saham Dreamworks SKG milik Steven Spielberg, George Soros harus merogoh duit hingga US$1,6 miliar. Sedang Walt Disney harus mengelontorkan dana senilai US$7,4 miliar untuk mengakusisi Pixar milik mendiang Steve Jobs.
Sekadar diketahui, Dreamworks SKG adalah pembuat film animasi Antz, Shrek, dan Shrek II yang mampu menyedot jutaan penonton dunia. Sedangkan Pixar memproduksi Toy Story, Finding Nemo, dan The Incredibles yang juga menuai sukses besar. Karya-karya inilah yang menambang pundi US$230 juta hingga US$921 juta.
Memang, uang yang berputar di industri ini cukup mencengangkan. Sebagai contoh, film animasi buatan Disney tahun 1937, White Snow and Seven Dwarfs dengan modal US$1,5 juta bisa meraup untung sampai US$186 juta. Ini belum termasuk kekuatan lain seperti Warner Bros dengan Pokemon, Fox dengan Ice Age, dan kekuatan tradisional di luar AS seperti Eropa dan Jepang. Belakangan, Cina, Korea, dan India muncul sebagai kekuatan baru.
Bagaimana dengan Indonesia? Perkembangan industri animasi sebetulnya telah meluas di Indonesia, bahkan menjadi pusat produksi industri film animasi Jepang dan Amerika. Sejumlah studio maupun penggiat animasi telah dikenal sebagai kreator animasi dengan lisensi luar.
Data Asosiasi Industri Animasi dan Konten Indonesia (Ainaki) menunjukkan, terdapat nama-nama studio animasi Indonesia yang diakui karya-karya, baik di tingkat lokal maupun global. Antara lain
Frozzty Entertainment,
Tunas Pakar Integraha,
Castle Production,
CAM Solution,
Mirage,
Pustaka Lebah,
Jogjakartun,
Mrico,
Animad Studio,
Jelly Fish,
Bulakartun,
Griya Studio,
Bening Studio,
Studio Kasatmata,
Asiana Wang Animation,
Bintang Jenaka Cartoon Film,
Red Rocket, hingga
Infinite Frameworks Studios Batam.
Bahkan, menjamurnya karya-karya ini beriringan dengan lahirnya sekolah animasi di tanah air. Sebutlah misalnya Hello Motion School of Animation and Cinema, yang dirintis Wahyu Aditya di bilangan Tebet, Jakarta Selatan. Di sanalah Aditya mendidik murid-muridnya guna menyongsong cita-cita besar untuk menciptakan taman bermain seperti Walt Disney.
Melihat reputasinya, cita-cita ini bukanlah mimpi di siang bolong. Di kalangan perfilman, nama Aditya telah dikenal menghasilkan karya animasi pendek. Dapupu Project (3 menit) dan Stop Human Cloning (4 menit, 26 detik) merupakan karyanya yang sering beredar di festival lokal dan dunia. Pada Jiffest 2004 lalu, Stop Human Cloning dinobatkan sebagai film pendek terbaik.
Pada awalnya, Hello Motion ia dirikan hanya sebagai rumah produksi khusus animasi. Namun kemudian ia gelisah. Banyak orang mengeluh betapa susahnya membikin animasi. “Terus saya berpikir, kenapa nggak bikin sekolah?” katanya. Sejak berdiri, sekolah ini telah sudah meluluskan ratusan siswa. Mereka berasal dari banyak latar belakang, dari karyawan TV hingga pegawai bank.
Tak hanya di Jakarta, industri animasi juga berkembang pesat di daerah. Sebut saja PT Marsha Juwita dan PT Atelier Karo di Bali, yang sejak lama mengerjakan gambar antara (in between) dan gambar latar (back ground) film Doraemon dan Candy-Candy. Ada juga Red Rocket Animation, Bandung, yang sempat memproduksi serial film fabel Cerita Aku dan Kau hasil kerjasama dengan PT Nestle Indonesia. Selain film, mereka juga memproduksi banyak iklan animasi hingga filler pergantian acara di sejumlah stasiun TV nasional.
Sayangnya, meski diakui produk animasi lokal mengagumkan, namun nasib produksi sebagian besar berakhir tragis di tangan penonton. Pasalnya, hasil karya lokal tak dihargai dengan layak. Lebih-lebih, orang kita masih belum berpikir kalau produk animasi sebagai paduan seni dan teknologi. Ada proses kreatif yang harus dihargai dengan wajar.
Di samping itu, perilaku konsumen maupun penonton Indonesia juga tak berubah. Mereka lebih percaya untuk membayar lebih mahal pada perusahaan luar negeri dibanding ke perusahaan lokal. Para penonton pun, misalnya, lebih memilih untuk menggandrungi Upin Ipin karya Negeri Jiran, daripada Si Kabayan, karya anak negeri sendiri.
Meski demikian, menurut kami, tetap ada ceruk yang bisa diisi untuk membangkitkan kembali industri animasi lokal. Bahkan, industri animasi Indoensia tetap akan mendapat tempat di masa mendatang. Salah satu faktor pendorong meningkatnya industri animasi adalah harga hardware yang semakin turun serta peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Hal ini akan memudahkan seorang animator untuk membuat karya-karya animasi. Selain soal kebijakan pemerintah yang merangsang dan menjamin kreativitas terus berlangsung, sumber daya manusia acap kali menjadi faktor kendala dalam pertumbuhan industri animasi. Karena itu, sudah saatnya animator kita diberi pembobotan pengetahuan mengenai IT.
Memang, untuk mendukung industrri animasi, dibutuhkan pengetahuan dan skill terutama untuk bisa menghasilkan dan memanfaatkan tools animasi. Animator juga harus menguasai konsep-konsep teori, apalagi di era perdagangan bebas seperti ini. Jika demikian, kemajuan industri animasi yang selama ini terasakan di bidang periklanan juga dapat berbicara banyak di bidang perfilman.
Mengapa Penting Bagi Anda?
Dunia animasi, bisnis, entertainment, distribusi sedang berubah. Tidak ada yang statis, bisa jadi pasar baru akan bertumbuh, yaitu pasar industri kreatif. Bukan hanya industri harus lebih kreatif tetapi anda sebagai pengusaha wajib memikirkan sesuatu yang out of the box untuk menjadi pemain yang handal.
Kedua, sehebat-hebatnya animator Indonesia jika tidak dihargai oleh bangsa sendiri, tetaplah kita terbelakang. Begitu pula dengan bisnis anda, sehebat-hebatnya inovasi Anda, jika Anda gagal meraih hati team Anda, maka inovasi ini tidak ada hasilnya.
Salam Pencerahan,
Tom MC Ifle
Related Articles :
– Bagaimana Cara Memberikan Insentif Bagi Tim Penjualan Anda ?
– Bagaimana Membuat Bisnis Anda Lebih Berkembang ?
– Interakasi Hubungan Baik Merupakan Mekanisme Kerjasama.
– Tantangan Seorang Wanita Enterpreneur
– Cara Bagaimana Melakukan Penjualan Sukses Bisa Ditempuh Dengan Memiliki Team Yang Terlatih
– Bagaimana Cara berpikir seorang Leader untuk membawa perubahan yang lebih baik ?
– 4 Langkah Mencari Karyawan Handal
– Cara membangun Bisnis Besar menggunakan Ide dan Kreatifitas orang lain.
– 5 Hal Yang Membuat hidup Anda Lebih Bernilai
– Apa yang sedang berkembang di dunia Women entrepreneur?
– Business Blueprint for Success 2014
– Ketua MK tertangkap tangan KPK, Waspada! Bisa terjadi karena ?
– Cabut Pentil, Parkir Liar dan Kesadaran
– Bisnisku yang “digantung”
– Hobby Bisnis atau Bisnis Hobby
– Apakah manusia bisa dikontrol oleh sistem ?
– Apakah Anda Mengenali Mitos Ini ?
– 5 Tips dalam memilih Software Aplikasi Bisnis Perusahaan
– 5 Trend 2013 yang harus diwaspadai berdasarkan Forbes
– Bisnis Pariwisata – Prospek Bisnis dan Strategi Bersaing dibidang Pariwisata
– Hidup untuk Hari ini : Selalu Ceria dan Tertawa
– Tips Menjadi Sukses: Kiat Meraih Kepercayaan
– BB Mati, Belajar Sulap dan Referensi
– Memimpin Dengan Energy – 4 Ciri Leader Yang Memimpin Dengan Energy
– Pelatih Bisnis-Bagaimana Mengelola Memori Agar Bisnis Sukses
– Leadership – Belajar dari Politik
– Leadership Tips – Top Leaders Mempermudah bukan mempersulit